web hosting
waroeng kopikoe [dot] com. Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 18 Juni 2012

Bobber Low Rider



SUZUKISKYWAVE125 2010 BOGOR


Reno Ardiansyah, pemilik Skywave 125 tahu betul kalau basic skubek pabrikan berlogo ‘S’ besar itu berbodi gambot di kelasnya. Baik itu ukuran panjang ataupun lebar. Sehingga dimodif aliran bober low rider pun menurut Reno, masi sah-sah saja. Iyalah, kan dia yang punya motor. Terserah dia mau diapain juga! 

Pemilik email: momoreno@yahoo, co.id, percaya rumah modifikasi Han’s Custom di Bogor untuk mengubahnya.
 

Caranya menerapkan bodi kit di beberapa bagian cover bodi yang memang harus diperlihatkan ke khalayak. Apalagi rencananya Reno bakal mengikutkan tunggangannya di ajang tahunan MOTOR Plus Skubek Contezt 2011 di Senayan, Jakarta minggu lalu.

Semua dicustom ulang dengan bodi kit yang mengandalkan serat fiber. Agar terlihat lebih besar dari biasanya. “Kesan low rider dimunculkan lewat ubahan pada kaki depan dan belakang yang diubah lebih lebar juga memanjang ke belakang,” ucap pemilik alamat di kartu tanda pendukuk Jl. Villa Duta, Ciheleut, Bogor.

Kini ubahan pun dapat dirasakan dari bentuk tebeng depan hingga sayap samping yang memang diperlebar lewat bantuan bahan serat fiber tadi. Biar enak dipandang, tebeng depan asli dipercantik ulang pakai pelat mika kaca model cembung. Kalau lirik dari samping, kesannya tuh skubek bisa dilihat hingga bagian dalamnya.
Lebarnya tebeng depan tadi akhirya memaksa kaki depan dibengkek keluar atau bergeser ke keluar. Dan cara umum yang biasa dilakukan para modifikator adalah mengganti bagian segitiga bawah atau besi pegangan pipa teleskopiknya, serta memasang adaptor setang yang juga banyak dijual toko variasi.

“Setang pakai model robocop ditambah layar LCD biar lebih berkesan kalau ini skubek hitech. Selain itu juga, kulit jok MB Tech ikut menyesuaikan bodi kit yang juga pasang di bodi samping dan bawah bordes. Untuk itu, kontur jok harus diatur ulang,” lanjutnya.

Urusan belakang, seperti biasa ciri khas skubek low rider adalah memanfaatkan undur-undur agar posisi mesin berikut rumah CVT terlihat mulor ke balakang. Kata Reno, undur-undur tertutup cover bawah dana yang dipakai punya panjang sekitar 15 cm.

Sedangkan perbedaan paling mencolok dari matik Suzuki ini adalah posisi peredam kejut yang memang modelnya double sok. Tapi konstruksinya sudah diubah. Jika biasanya kedua sok terikat di arm sebelah kanan dan rumah CVT di bagian kiri, “Sekarang dijadikan satu di tengah pakai adaptor yang ditempatkan di atas mesin. Secara performa, tuas kedua sok masih tetap dirasa oke,” urai Reno.

Iya...iya...! 
 (motorplus-online.com) 

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Swallow 120/70-14
Ban belakang : Swallow 150/70-14
Pelek : Custom 4 dan 5,5 inci
Sok belakang : Ride It
Knalpot : Variasi
 
Penulis : KR15 | Teks Editor : Nurfil | Foto : Indra GT


waroengkopikoe

Jumat, 28 Oktober 2011

Kejar Harmonisasi


SUZUKI Skywave 2007 (Denpasar)


Bagi Cetu yang seorang pengusaha distro pakaian, penampilan tentu menjadi fokus perhatian. Nggak hanya busana, tapi skubek yang jadi teman gaul pun harus ikut tampil menunjang. Ogah standar. "Pokoknya harus cocok dengan baju yang saya jual di toko," kata I Gede Artaya, nama komplet Cetu.


Setelah ditelaah, yang harmonis dengan penampilannya sehari-hari adalah aliran hot rod. Langsung deh, Thinq Cycles TC) sebagai modifikator H-D yang lagi keranjingan main modifikasi skubek diserbu. "Sebab untuk urusan gaya seperti ini doi teliti dan detailnya dapat. Maklum dari komunitas H-D," yakin Cetu.

Karena yang datang sebuah Suzuki Skywave, Thing yang bos TC pun langsung punya ide gila. "Bodi Skywave yang besar dibandingkan skubek lain memang cocok dengan gaya hot rod. Sedikit ubahan dipastikan bakal langsung oke," kata Thinq.

Misalnya untuk roda belakang. Dipakai lebar yang cukup xtreme, 8,5 inci. "Akibatnya harus mundur cukup jauh, sekitar 30 cm," lanjut builder bertubuh besar ini.



Untuk Skywave sistem undur-undur beda dengan skubek non Suzuki. "Harus lebih kuat. Karena sambungan standarnya terlihat lemah dibanding merek lain," lanjut pria berkumis ini.

Karena itu dibuat dengan sitem gabungan antara pipa seamless 1 inci yang tebalnya 3,5 mm dengan pelat besi. "Jika skubek lain pakai pipa saja bisa, tapi Skywave harus diperkuat dengan pelat besi,"
terangnya panjang-lebar.

Pelat besi itu menghubungan kedua pipa tadi. Ketebalan pelat yang digunakan 2 mm. Dengan konstruksi seperti ini, keamanan atau tingkat safety dijamin oleh bengkel bermarkas di Jl. Tukal Badung, No. 98X, Denpasar.

Sementara itu di depan penggunaan pelek lebar 4 inci juga memaksa pembuatan ulang segitiga. "Kita buat ulang dengan lebar 22 cm dan tebal 2 cm, supaya kuat. Juga dirasa aman dan bisa dibor miring untuk masuknya sok depan" cuap pria ramah ini.

"Memang kami ubah desain sok depan menjadi lebih miring. Karena itu segitiga juga dibor agak miring," tambah pemimpin empat karyawan ini.


Meski masih standar tapi karena dibuat miring jadi terlihat lebih pas dengan aliran hot rod. Kemiringannya mencapai 54 derajat. Kondisi ini memang berakibat radius putar jadi berkurang jauh jika dibanding keadaan standar.

Harmonisasi lain juga diciptakan dengan model setang yang sudah menganut model ape hanger. "Itu dibuat sendiri dengan teknik khusus. Tentu supaya hasilnya tetap mulus dan rapi," bangga Thinq. Memang terlihat kemudi setinggi 60 cm ini pas di skubek 125 cc ini.

Bengkel ini menggunakan bahan pipa stainless diameter 1 inci dan ketebalan 2,5 mm. "Intinya saat ngeroll atau membuat tekukkannya, diusahakan di setiap lekukan tadi tetap mulus dan rapi," ungkap builder bertato ini.

"Sebelum ditekuk, kedalam pipa dimasukkan pasir halus hingga padat, setelah itu baru kemudian dibentuk atau ditekuk," pesannya berbagi ilmu.

DATA MODIFIKASI

Pelek depan : Custom 4x14 inci
Ban depan : Swallow 140/60-14
Pelek belakang : Custom 8,5 x14 inci
Ban belakang : Dunlop 160/60-14
Suspensi belakang: Custom rigid
TC : (0361) 7495632

Penulis/Foto : Nurfil/Ade

waroengkopikoe

Selasa, 25 Oktober 2011

Engga Pake Ribet


Suzuki Skywave 2008 (Malang)


Saat memperhatikan Suzuki Skywave milik M. Subhan Sahroni ini, kesan yang pertama muncul adalah enggak ribet. Meskipun roda belakang sudah mundur dan ada penambahan di bagian bodi, tapi semuanya tetap enak dilihat. 



"Sebab prinsip saya meskipun banyak yang dirombak tapi tetap terlihat wajar, enggak aneh," kata Roni, panggilannya sehari-hari.

Hal ini juga yang membuat semua terlihat pas dan ditempatkan dengan proporsi benar. Misalnya saja roda belakang. Dengan memundurkan sumbu roda sepanjang 15 cm, pelek belakang yang full custom tampak sesuai. Pelek ini lebarnya cukup ekstrem yaitu 8 inci. "Memang untuk bodi Skywave yang besar harus dipilih roda yang lebar juga supaya tampak harmonis di semua sisi," terang ayah dua anak ini.




Di depan, cukup pakai yang lebarnya 3,5 inci. "Terlalu lebar, maka akan repot di handling, selain berat juga sudut putarnya jadi berkurang banyak," ungkap Roni dari Malang, Jawa Timur.

Untuk peleknya sendiri juga dibuat dengan mengacu pada desain yang banyak diaplikasi komunitas H-D beraliran chopper. "Jadi saya enggak mau hanya sekadar pakai pelek mobil saja, kami harus pikirkan juga desain palangnya," tambah pria 34 tahun ini.




Pelek seperti ini termasuk one piece. Artinya antara palang dan bibir rim-nya satu kesatuan. Banyak juga yang membuat kedua bagian itu terpisah atau biasa disebut dengan pelek two pieces.

Untuk mengikuti roda besar tadi, di bagian bodi perlu ada penambahan juga supaya bertambah gambot. "Enggak perlu rombakan total, cukup dengan penambahan body kit di beberapa sektor," cerita pemilik usaha rental film ini.
DUA WARNA




Dalam hal memadukan warna pun Roni terlihat lihai. Sadar ubahannya banyak bermain di bodi, maka dia hanya menggunakan dua warna, hitam dan oranye. "Dengan warna seperti itu, maka detail bodi akan terlihat jelas," ujarnya.

Misalnya di bagian bodi yang penuh lekukan, dia menggunakan warna oranye. Hal itu membuat ubahan yang dilakukan tadi menjadi titik yang akan diperhatikan, maklum saja warnanya terang. "Selain itu warna oranye juga menjadi favorit saya," ungkap pemilik postur sedang ini.

Misalnya saja di bagian cover depan atau tepatnya di atas head lamp. Begitu juga dengan di sisi samping cover depan. "Di tambahan bodi depan ini juga kami tanam semacam lampu sein," cuapnya dengan logat Jawa kental. Begitu juga dengan penambahan di bagian bawah dek atau yang biasa disebut side skirt. Semuanya menggunakan fiberglass.

Sedangkan bagian bodi yang masih standar dibiarkan berkelir hitam gelap. Lalu pada bagian jok juga sudah dibuatkan semacam penutup pada bagian boncengan yang juga berwarna layaknya jeruk tadi. "Bagian itu knock down alias bisa bongkar pasang," ujarnya.

Hebat. Body kit yang nempel taunya juga bisa dibongkar pasang.
DATA MODIFIKASI

Pelek depan : Custom 3,5x14 inci
Ban depan : Swallow 120/70-14
Pelek belakang : Custom 8x14 inci
Ban belakang : Swallow 160/60-14
Sok belakang : Yoko
Tabung sok : Pico
Knalpot : Yoshimura
Setang : Custom

Penulis/Foto: Ade, Nurfil/Ade

waroengkopikoe

Jumat, 21 Oktober 2011

Si Merah yang Doyan Besar

Suzuki Skywave 2008 (Jakarta)
Tampilan standar Suzuki Skywave 125 sudah tergolong bongsor alias besar. Tapi bagi Yudha Iskandar, tetap masih dirasa kurang. Makanya dia melakukan modifikasi dengan penggunaan bodi kit sehingga tampilan si skubek bertambah besar lagi.

"Sebab saya suka skubek yang besar, kayaknya jadi lebih gagah. Padahal m
otor ini katanya buat cewek ya," kata Yudha tentang alasan modifikasinya. Seluruh pengerjaan dilakukan di bengkel bubut Yanto di Jl. Palmerah
Utara III, No. 190, Jakarta Barat. Di beberapa bagian

pemasangannya menggunakan lem semacam double tape. "Enaknya menggunakan sistem atau cara seperti ini, bodi asli enggak bakal rusak. Artinya, bisa dan mudah saat mau dibikin standar lagi," kata warga Kemanggisan, Jakarta Barat ini. "Karena bodi sudah bongsor, maka lebih sip lagi kalau dibuat mundur juga. Sebab kalau panjangnya masih standar jadinya kayak roti bantet lagi," kekeh pria ramah ini.
Pilihannya adalah aplikasi undur-undur sepanjang 20 cm. "Cukup segitu saja sebab kalau kepanjangan hasilnya malah jadi enggak harmonis," kata ayah satu anak ini lagi. 


Alasan yang masuk akal. Selain itu ukuran segitu sudah menjamin ban dengan lebar telapak 140 bebas berputar tanpa ngesrot. "Oh ya demi menyesuaikan bodi besar itu, roda harus lebar juga, makanya dicustom untuk depan dan belakang," kata Yudha lagi. Pilihannya menggunakan pelek palang dari mobil dengan lebar 4 inci di depan serta 5,5 inci di belakang. Suspensi belakang juga dilakukan penggantian menggunakan monosok, aslinya Skywave kan double sok.
Untuk urusan peredam kejut ini Yudha kasih tips buat mereka yang sering menggunakan punya MX. "Pakai punya MX tapi untuk per diganti dengan punya Satria F- 150 biar empuk," sarannya.

Sebagai pelengkap karena sudah menjadi low rider style adalah desain knalpot yang ciamik. Sip.

DATA MODIFIKASI

Pelek depan : Custom 4 x 14 inci
Ban depan : Pirelli 120/60-14
Pelek belakang : Custom 5,5x14 inci
Ban belakang : Swallow 140/60-14
Sok depan : Kawahara
Disc depan : Kitaco
Bubut Yanto : (021) 92804784

Penulis/Foto: Nurfil/Boyo

Low Rider Berkelas


SUZUKI SKY WAVE  2008  (Jakarta)


Kelas low rider paling banyak diikuti peserta MOTOR Plus Skubek Contezt 2009. Berlangsung di area belakang otobursa, 2-3 Mei kemarin. Tercatat sekitar 35 motor dari 71 peserta bertanding di kelas yang memang lagi digandrungi ini. Hasilnya, Skywave ini jadi yang terbaik. Apa rahasianya?

Meskipun tidak terlalu banyak bermain di sektor bodi, tapi beberapa detail yang ditampilkan low rider banget. Itu yang jadi nilai plus dan utama dari skubek milik Sulistio ini. Untuk pengerjaannya dipecayakan pada tim Ton's Chrome. Coba perhatikan sektor kaki-kaki depan dan belakang. Pas banget dengan tema utama yang diusung.


"Misalnya untuk pelek, custom model palang seperti yang sering digunakan komunitas low rider Amerika," cerita Antonius Chandra, juragan TC. Modelnya palang lima dengan tapak lebar dan finishing krom. Untuk tapak pakai 5 inci di depan dan 7 inci di belakang dengan bibir yang celong.

Begitu juga model knalpot. Awalnya, di bagian leher hanya satu pipa tapi bagian tengah kemudian dipecah menjadi 2 pipa datar sampai ujung. 
Bagian ini kemudian juga diberi pelapis dengan bahan pelat bermotif bolong-bolong. Terakhir, baru deh dikrom hingga mengkilap.

"Karena dimensinya cukup panjang maka harus perhatikan detail,"beber pria yang juga ahli bubut ini. Terbukti memang! Karena bagian ini memang terbukti sempurna.

Proses full krom di knalpot dan pelek juga terus berimbas ke bagian setang. "Untuk setang yang sangat perlu diperhatikan adalah ukuran batang. Jangan terlalu kecil karena berisiko mudah patah," tambah builder berambut lurus ini. 
Maka doi pilih pakai pipa berdiameter 25 mm. Ukuran yang dianggap safety oleh Anton.

Sedang di bodi sesuai dengan tema tadi adalah dari desain sepatbor depan dan belakang. Terlihat panjang dan besar menutupi roda. "Kita kasih nama sepatbor cutbrai karena besar di ujung atau bawah," kekeh penyuka ayam goreng hainan ini.

Konon untuk model ini doi terinspirasi dari komunitas harley-Davidson. Dibuat dari pelat setebal 0.8 mm.

Sementara itu untuk bodi, dibikin lebih rendah yang diatur dari posisi monosok belakang dibuat rendah. Juga dengan pemilihan jok yang tidak terlalu lebar. Alhasil semakin low, deh!

WARNA CERAH


Untuk masalah kelir, sering modifikator berfikir kalau low rider itu harus sangar, pilihannya warna hitam atau gelap. Padahal itu anggapan keliru, lho. Warna terang seperti ini tetap cocok dan komunitas low rider Amerika pun biasa melakukannya.



DATA MODIFIKASI

Pelek depan : Custom 5 x 14 inci
Ban depan : Deli Tire 120/60-14
Pelek belakang : 7 x 14 inci
Ban belakang : Bridgestone 140/50-14
Sok belakang : Jupiter MX
Knalpot : Custom
Setang : Custom

Penulis/Foto : Nurfil/Boyo

Jumat, 03 Juni 2011

Bukti Kekuatan Efek Finishing


Suzuki SkyWave 125 (Jakarta)


Suzuki Skywave 125 beraliran low rider ini sebenarnya biasa saja. Atau boleh dibilang ketinggalan zaman. Itu karena ubahan yang dilakukan sebatas memainkan sumbu roda dengan masih mempertahankan bodi standar.

Terlebih untuk saat ini, mereka yang menggarap tampilan low rider sudah banyak mengcustom bodi dengan hebatnya. Jadi, kalau masih ada yang meraca cukup bermain dengan bodi standar, rasanya memang sudah nggak musim cuy.


Eits, tunggu dulu. Meskipun jadinya berkesan simpel tapi sebenarnya banyak ide atau i
nspirasi yang bisa kita ambil dari karya seperti ini. Baca terus makanya!

"Bukannya nggak bisa bikin bodi heboh tapi itu permintaan si pemilik. Makanya, meski terlihat sederhana tetap diberi sentuhan istimewa," pasti Antonius Chandra, juragan Ton's Chrome dari markasnya di Jl. Raya Pondok Pinang, No. 1, Jakarta Selatan.
Misal untuk urusan pelek. Anton ogah pakai lingkar roda pasaran. "Gue buat sendiri dengan model yang merujuk ke komunitas Harley-Davidson (H-D). Pastinya model ini sangat langka," tambah pria berkuncir ini.

Meski ukuran telapak pelek tidak terlalu lebar, tapi dengan bentuk khas tentu punya kekuatan. "Apalagi dengan finishing rapi serta pelapisan pernekel, makanya pelek ini jadi sangat berkelas," tambah Anton. Oh ya, untuk posisi roda belakang sudah mundur 25 cm dibandingkan kondisi awal.


Begitu juga halnya dengan knalpot dan setang. "Pokoknya saya mau simpel tapi dengan tampilan yang sebenarnya lumayan nonjok," kata Erwin Dwi si empunya motor menimpali.

Knalpot model lurus dan panjang ini menjadi penguat tema yang juga punya pengaruh besar. Saluran buang dan kemudi tadi murni karya Anton. "Kedua bagian ini juga sudah sesuai tema low rider," tambah pria kurus ini.

Untuk bodi, Anton memang hanya membuat sepatbor depan dan belakang. Tapi, jangan anggap enteng pengaruh sepatbor ini. Dengan pemilihan model yang pas, maka bisa membuat Skywave ini jadi begitu sangat low rider.

Alhasil Anton sakses membuktikan bahwa kesan simpel tapi dengan harmonisasi dan detail sempurna maka akan terlihat menarik. Jadi nggak perlu ribet juga kan bikin low rider?

 
KELIR FRESH

Untuk urusan warna Erwin dan Anton sepakat menggunakan kelir fresh atau yang menurut mereka segar. "Karena itu kita pilih warna hijau, tapi enggak polos," kata Erwin yang menyerahkan urusan pengecatan kepada bengkel FIM 2 di Petukangan, Jakarta Selatan.

Tapi tentunya bukan sekadar hijau. Sentuhan airbrush grafis juga diperlukan. "Dengan begini meski bodi masih standar tapi sudah terlihat seperti dicustom," tambah Erwin.

Motif yang sepakat dipilih memang lebih ke arah grafis. Simpel dengan efek model kotak-kotak. "Bagian yang diberi motif yaitu sepatbor depan dan belakang. Serta bodi samping bagian belakang," tambahnya lagi.

Pengerjaan efek model kotak-kotak tidak sesederhana yang dibayangkan.Karena dengan teknik khusus maka motif itu jadi terlihat seolah tiga dimensi.

Ciamik!













DATA MODIFIKASI

Pelek depan : Custom 5x14 inci
Ban depan : Swallow 140/60-14
Pelek belakang : Custom 7x14 inci
Ban belakang : Swallow 160/60-14
Ton's Crome : (021) 7392471

Penulis/Foto : Stanly, Nurfil/Stanly
  

waroengkopikoe